kamu memiliki skor TOEFL yang rendah dan minder untuk mengikuti ataupun memiiliki cita-cita untuk melanjutkan studi di luar negeri?Skor TOEFL saya “hanya” 360 pada saat semester satu di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dan yang ada di pikiran saya ketika membaca tulisan berbahasa inggris entah mengapa selalu Blur tulisan seakan maju mundr dan menurut saya sulit dibaca, bisa dibilang istilahnya saya mengidap English-phobia mungkin hehe, padahal PPt hingga Text book dalam perkuliahan Di Jurusan Mikro hampir semuanya menggunakan Bahasa Inggris.
Pada saat itu Jujur saya merasa Tidak mudah untuk memahami materi yang di tampilkan oleh slide PPT dari Dosen, dan keadaan inilah yang kemudian membuat saya seakan terpaksa untuk memahami dan mempelajari bahasa inggris lebih baik lagi, bukan hanya mengerti arti tapi bagaimana saya bisa mengartikan lewat mendengar dan pola interaksi nya, itulah yang membuat saya tidak memiliki pilihan lain.
Dan akhirnya pada saat saya memasuki tahun ketiga di Program S1 dua orang Dosen favorit saya meminta untuk mengikuti seleksi pertukaran Mahaiswa dalam Program JENESYS ke Negara jepang , dan dikenalkanlah saya ke dosen di jurusan sebelah yang menginterview dan sekaligus Menunjukan saya jalan bagaimana bisa melanjutkan studi di yamagata University.
Dan dari sanalah saya kemudian berjanji kepada diri sendiri untuk belajar bahassa inggris lebih rajin lagi, diterima atau tidak di program beasiswa enam bulan itu, waktu itu tidak ada persyaratan nilai TOEFL jadi saya merasa aman, hanya perlu belajar sedidikit bagaimana teknik wawancara dalam bahasa inggris yang bisa saya pelajari sendiri.
Dan akhirnya setelah saya dinyatakan diterima sebanyak empat orang berangkatlah kami wakil dari Universitas Gadjah Mada selama jenjang enam bulan untuk belajar di jepang,dan merasaa bahwa belajar sendiri untuk melanjutkan studi ke luar negeri Tidak cukup akhirnya saya memutuskan untuk Les bahasa Inggris selama 1,5 bulan, dan setelah program 6 bulan di jepang selesai salesai saya pun pulang kampung dengan membawa semangat untuk semakin mencintai bahaa inggris.
Dan akhirnya pada tahun 2012 saya lulus S1 , dan merasa belum puas dengan ilmu yang saya punya saya kemudian mencoba beasiswa INPEL dari international Petroleum exploration Foundation, sebuah beasiswa dari perusahaan minyak jepang yang memberi kesempatan untuk tiga orang mahasiswa Indonesia untuk belajar S2 di jepang.
Dan dalam persyaratan tertulis jelas harus memiliki nilai TOEFL sebesar 550! Da akhirnya sekali lagi Allah memberikan saya kesempatan karena saya memiliki kemampuan sedikit bisa berbahasa jepang, tuhan sudah memilih dan menentukan dengan ditambah les academic writing di UII dengan biaya les yang masih ngutang akhirnya saya melanjutkan studi Di Hokkaido selama 2,5 tahun.
Passion saya di bahasa inggris pun membuat saya diberikan tujuh kelas dengan mengajar mulai dari TK, SMP dan SMA Hokurei salah satu sekolah swasta terbaik d Hokkaido sekaligus saya menjadi coordinator dari 10 pengajar dari berbagai Negara seperti USA, kanada Pakistan dll.
Dan syukur alhamdulilah semua usaha dan jerih payah terbayar dengan ijasah S2 di bidan Enviromental molecular biology dari Hokkaido University, dan apa yang bisa kamu ambil dari cerita saya ini?hidup dikategorikan menjadi dua hal yaitu lakukan Pa yang kita SUKAI atau MENYUKAI apa yang kita lakukan jadi semangat dan pantang menyerah untuk kamu mempelajari bahaa Inggris selamat mencoba dan salam motivasi!!