Literasi merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tingkat literasi masyarakat di Indonesia sangatlah rendah.
Indonesia menempati urutan ke-64 dari 72 negara berdasarkan survei yang telah dilakukkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015. Miris sekali, bukan?
Bahkan, selama rentang waktu 2012-2015, skor PISA untuk membaca hanya naik satu poin dari 396 menjadi 397, sedangkan untuk sains naik dari 382 menjadi 403 dan skor matematika naik dari 375 menjadi 386.
Belum ada perubahan yang signifikan tentang upaya peningkatan literasi di Indonesia. Jika ini dibiarkan, tentu akan berdampak buruk, salah satunya adalah masyarakat Indonesia yang mudah sekali mempercayai berita hoaks.
Bangsa lain sedang berlomba-lomba menciptakan teknologi paling mutakhir, sementara kita masih disibukkan dengan berita hoaks babi ngepet.
Hal ini jelas merupakan persoalan literasi yang rendah dari masyarakat kita. Jangankan memproses dan memahami informasi dengan benar, melakukan validasi terhadap berita yang belum tentu kebenarannya pun rasa masih sulit.
Oleh karena itu, agar isu-isu seperti halnya “babi ngepet” ini tidak terulang terus menerus, sejatinya kita harus menguasai fondasi dari literasi.
World Economic Forum (WEF) 2016 menjelaskan keterampilan yang dibutuhkann di abad 21, terbagi menjadi 3 kategori, antara lain: Fondasi Literasi atau Literasi Dasar, Kompetensi, dan Kualitas Karakter.
Nah, dalam artikel ini saya akan membahas mengenai Literasi Dasar. Sementara kompetensi dan kualitas karakter yang diperlukan abad 21 akan dibahas di artikel lain.
Oke. World Economic Forum (WEF) mengidentifikasi 6 Literasi Dasar yang perlu dikuasai pada abad ke-21 sebagai berikut.
- Literasi secara umum
Kemampuan pertama yang perlu dikuasai adalah pemahaman tentang literasi itu sendiri. Apa sih definisi literasi?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca; kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan kecakapan hidup.
Keterampilan literasi berkaitan erat dengan bahasa dan teks, meliputi kemampuan dalam berbahasa dengan baik, menyusun dan memahami suatu teks dengan baik.
- Numerasi
Literasi numerasi berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan mengolah angka serta memahami data dalam bentuk angka.
Kita dituntut untuk mampu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, bagan, dan sebagainya. Kemudian hasil analisis tersebut di interpretasi untuk memprediksi dan mengambilkan keputusan.
Dalam pengertian sederhana, numerasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan operasi hitung matematika dasar dalam kehidupan sehari-hari.
- Literasi Saintifik
Kemampuan berpikir secara ilmiah menjadi alasan kenapa literasi saintifik itu penting. Dalam memecahkan suatu permasalahan, diperlukan suatu kemampuan untuk menerapkan penguasaan sains.
Dengan literasi saintifik, kita dituntut untuk berpikir kritis dan analitis sehingga mampu menjelaskan fenomena berdasarkan sains dan mengambil simpulan berdasarkan data.
- Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Literasi TIK berkaitan dengan kemampuan kita dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi baru guna memenuhi dan mengelola serta meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sebagai masyarakat informasi yang memperoleh keuntungan secara penuh dari keberadaan TIK, sudah sewajarnya kita mampu mengelola, mengakses, mengintegrasikan, bahkan menciptakan teknologi baru berkaitan dengan sistem informasi.
- Literasi Finansial
Literasi finansial merupakan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Selain itu, literasi finansial juga berkaitan dengan manajemen kebutuhan dasar setiap orang untuk meminimalisir, mencari solusi, serta membuat keputusan yang tepat dalam masalah keuangan.
- Literasi Budaya dan Kewargaan
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, ras, bahasa, budaya, adat dan tradisi yang berbeda. Perbedaan tersebut menuntut kita untuk bersikap terbuka dan toleran terhadap keberagaman budaya.
Kita juga harus mampu menjadi warga negara yang baik, memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia.
Literasi budaya dan kewargaan berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan individu yang juga bagian dari masyarakat untuk bersikap terhadap lingkungan sosial sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.
Oleh karena itu, literasi budaya dan kewargaan menjadi hal yang penting untuk dikuasai di abad 21. Perbedaan membuat kita harus saling menerima dan beradaptasi serta bersikap secara bijaksana.